RubrikSEO - Menurut sebagian orang, tidak ada anak yang nakal, tetapi yang ada anak yang kreatif. Mengapa disebut nakal? Katanya sih karena kita yang tidak tahu dan tidak punya cara untuk mengenali kreativitasnya. Karena ketidaktahuan itu, ketika si anak mengerjakan sesuatu yang di luar kewajaran, maka ia disebut nakal.
Menurut pendapatku pribadi, sebagai seorang guru aku melihat pernyataan di atas tidaklah salah, tetapi tidak bisa digeneralisir juga. Dalam beberapa hal, anak tak bisa dilabeli nakal hanya karena melakukan sesuatu di luar batas wajar. Tetapi, tidak benar juga apabila semua hal dikaitkan dengan kreativitas.
Lalu bagaimana mengenali seorang anak dikatakan kreatif atau nakal? Baiklah, kuberikan ilustrasi di bawah ini. Namun, jika Anda merasa kurang jelas, Anda bisa mencoba bertanya langsung ke para psikolog profesional di aplikasi konseling, yaitu Riliv.
Bagaimana Cara Mengenali Anak Kreatif atau Nakal?
Misalnya, ada seorang anak yang mencoret-coret tembok rumah, menjadikannya seperti kertas bergambar. Apakah anak nakal? Belum tentu. Karena, seandainya orang tua memberikan fasilitas menggambar, mungkin dia tidak akan menggambar di tembok.
Contoh kasus lain, ada anak SMP yang mendapatkan surat kelulusan. Kemudian, ia mencoret-coret bajunya dan naik motor ngebut-ngebutan sebagai ekspresi atas kelulusan sekolahnya. Apakah si anak nakal? Pada tahap ini, istilah yang lebih layak memang ‘nakal’ bukan ‘kreatif’.
Dengan dua kasus di atas, setidaknya kita bisa menganalisa kepribadian dengan mempertimbangkan usia dan hal yang dilakukan. Sama-sama mencoret, tetapi beda label perilakunya.
Nah ketika sudah pada tahap kenakalan, sebaiknya tidak menjadikan perbuatannya dimaklumi. Dengan kata lain, diperlukan usaha yang jelas untuk menghilangkan perilaku nakal tersebut. Dan tentunya, selain guru di sekolah, orang tua memegang peranan penting untuk mengatasi problemnya.
3 Cara Ampuh Menghilangkan Perilaku Nakal pada Anak
Sahabat yang budiman, marah dan memukul tentunya bukan cara yang baik untuk menghilangkan perilaku nakal. Dalam banyak kasus, cara kekerasan justru menjadikan si anak semakin menjadi-jadi. Untuk itu, berdasarkan pengalaman pribadiku sebagai seorang guru, kita bisa menerapkan cara ini.
Ketahui apa yang diinginkan anak
Sebagai orang tua yang baik, jangan pernah ragu untuk berkomunikasi dengan anak, dalam hal apapun. Terkadang, anak menjadi liar karena merasa orang tuanya tidak menaruh perhatian kepadanya. Padahal, di fase anak-anak, mereka ingin didengar pendapatnya dan dipenuhi kebutuhannya (bukan keinginannya).
Sahabat yang baik hati, ketika kita mendapati anak kita mulai melakukan hal-hal yang tidak baik, jangan buru-buru menghakimi. Dekati dia, ajaklah bicara, dan jadilah pendengar yang baik. Mungkin, dia ingin suatu hal atau ada masalah yang tidak bisa dia selesaikan sendiri. Nah, peran kita sebagai orang tua ialah membantu ia mendapat solusi dari masalahnya.
Akui keberadaannya dan berikan apresiasi
Banyak anak yang akhirnya berperilaku buruk karena merasa tidak dianggap, apalagi dihargai. Mirisnya, hal ini kerapkali terjadi di lingkup rumah tangga, antara orang tua dan anak. Jangan sampai hal ini terjadi di keluarga Anda.
Ayolah, aku yakin kita semua paham bahwa anak merupakan peniru yang ulung. Apapun yang dilihat si anak, kemungkinan besar dia akan mencontohnya. Naluri psikomorik + kesadaran sosial inilah yang harus kita sadari, yaitu dengan melibatkan si anak dengan tidak meremehkannya.
Misalnya, kita sebagai orang tua ingin melakukan pengecatan rumah. Cobalah untuk mengajak si anak berunding, warna apa yang cocok untuk mewarnai dinding rumah. Ketika si anak mengusulkan warna biru, tanyalah pendapatnya, mengapa biru? Dengarkan, wujudkan, dan berilah apresiasi. Pola sederhana seperti ini menjadikan anak diakui keberadaannya dan merasa bahagia atas apresiasi yang diberikan.
Berikan teladan terbaik secara konsisten
Cara berikutnya yang bisa kita coba untuk mengatasi perilaku tidak baik anak, ialah memberikan teladan yang baik secara konsisten. Melanjutkan penjelasan di atas, bahwa anak adalah peniru ulung, maka banyak kasus anak nakal karena meniru apa yang dilihatnya. Mirisnya juga, hal yang tidak baik itu ada yang ditiru dari orang tuanya.
Misalnya, si anak sering berkata kotor dan kasar karena meniru sang Ayah yang kerap berlaku demikian pula. Maka, cara terbaik agar perilaku anak menjadi baik, ya dengan memberikan contoh yang baik-baik pula. Yang jelas, teladan terbaik itu perlu dilakukan secara terus menerus, harus konsisten.
Bagi orang tua yang mendapati si anak berperilaku yang kurang elok, tiga cara di atas kiranya bisa dicoba. Namun, jika cara tersebut masih kurang, atau masih banyak masalah seputar perilaku anak yang perlu dicarikan solusi, sebaiknya Ayah dan Bunda berkonsultasi langsung dengan psikolog terbaik.
Tenang saja! Saat ini, bagi kita yang ingin konsultasi ke psikolog, tidak perlu datang ke kantornya kok. Sebagai trobosan paling inovatif, kita bisa memanfaatkan platform Riliv sebagai aplikasi konsultasi paling informatif dan aplikatif, terbaik deh pokoknya. Caranya cukup mudah, kita cukup download aplikasi Riliv di playstore, dan mendaftar sebagai member di aplikasi tersebut.
Dengan aplikasi Riliv itu, kita bisa menggunakan berbagai layanan, diantaranya Konsultasi dengan psikolog profesional. Di sana, kita bisa bertanya apapun permasalahan yang kita hadapi dalam mendidik dan membentuk karakter anak, termasuk masalah cara mengatasi anak nakal. Yang pasti, psikolog dari Riliv benar-benar ramah dan berkompeten dalam memahami permasalahan, lalu memberikan solusi terbaiknya. Untuk itu, yukk install aplikasi Riliv dan dapatkan segala manfaat dan kemudahannya.
Orangtua harus bisa sedini mungkin menemukan kecerdasan anaknya. Tidak ada anak yang bodoh, barangkali cara orangtua memperlakukannya lah yang menjadikannya nakal.
BalasHapusTugas orang tua membimbing anaknya menemukan potensi yang dimilikinya
BalasHapusterimakasih informasinya menambah ilmu dalam mendidik anak 👍
BalasHapusSama-sama.. :)
HapusInformasi yang sangat mencerahkan.. Semoga anak kita sukses semua.
BalasHapusAamiin.. Semangat!
Hapus